Kamis, 16 Desember 2010

Kanker Vagina, Bagaimana cara mencegahnya?

Anda tentu sudah membaca artikel saya sebelumnya mengenai kanker vagina (bila Anda belum membacanya, saya sarankan Anda untuk membacanya terlebih dahulu di sini). Dalam tulisan itu, saya hanya memberikan gambaran secara garis besar mengenai kanker vagina, kanker yang juga patut diwaspadai kaum perempuan. Kali ini, saya akan menulis tentang bagaimana cara mencegah kanker vagina.
Walaupun seseorang yang menderita kanker vagina stadium dini masih bisa disembuhkan, namun saya yakin tidak ada seseorang pun yang ingin terkena kanker mematikan ini. Terlebih seseorang yang sudah pernah terkena kanker vagina, akan lebih besar resikonya menderita jenis kanker resproduksi lainnya. Untuk itu, pencegahan adalah cara yang paling tepat untuk melawan kanker vagina.
Seperti kasus kanker lainnya, kanker vagina merupakan penyakit yang tidak bisa dicegah 100%. Hal yang dapat kita lakukan adalah menurunkan resiko munculnya kanker tersebut, yaitu:
  • Vaksinasi HPV
    HPV diyakini memiliki keterikatan yang kuat terhadap munculnya sel abnormal yang bisa berkembang menjadi kanker vagina. Untungnya saat ini tersedia vaksin (vaksin Gardasil) yang diyakini dapat melawan dua strain virus HPV yang bisa memicu kanker vagina, yaitu HPV tipe 16 dan 18. Jenis vaksin ini juga dapat memberikan perlindungan kepada wanita dari kemungkinan timbulnya kanker serviks. Dengan semakin berkembangnya penelitian mengenai kanker dan virus HPV, gadis-gadis zaman sekarang mungkin menjadi lebih beruntung ya ;-) , karena mereka bisa mendapatkan perlindungan yang lebih dini, sebelum mereka aktif secara seksual. Proteksi tersebut dilakukan dengan cara imunisasi rutin vaksin HPV pada gadis-gadis yang sudah bisa dimulai dari usia 9 tahunan.
    Federal Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP) merekomendasikan agar vaksin HPV diberikan pada gadis berusia 11 atau 12 tahun. Bagi wanita yang berusia 13 – 26 tahun yang belum mendapatkan vaksin HPV saat mereka berusia 11 atau 12 tahun dulu, maka dianjurkan untuk melakukan imunisasi vaksin lanjutan.
    Vaksin HPV diberikan sebanyak 3 kali selama kurun waktu 6 bulan. Suntikan kedua diberikan 2 bulan setelah suntikan pertama, sementara suntikan ketiga diberikan 4 bulan setelah suntikan kedua.
    Satu hal yang ingin saya tekankan di sini adalah, vaksin HPV bukan berarti vaksin kanker vagina (untuk mencegah kanker vagina). Vaksin HPV tersebut dimaksudkan untuk mencegah infeksi virus HPV yang diyakini sebagai faktor resiko pemicu kanker vagina.
  • Melakukan seks yang sehat dan aman agar terhindar dari resiko terinfeksi HPV
    Vaksin HPV dapat memberikan perlindungan terhadap 2 strain virus HPV, namun tidak bisa memberikan proteksi terhadap keseluruhan strain virus HPV (diperkirakan sekitar 30 strain HPV dapat memicu timbulnya kanker pada area genital). HPV bisa menyebar dengan sangat cepat lewat hubungan seks yang tidak aman, maka melakukan seks yang aman dan sehat merupakan cara terbaik untuk menghindari dan mencegah kanker vagina. Seperti apa seks yang sehat itu? Tentunya seks yang tidak berganti-ganti pasangan. Amat disarankan untuk menggunakan kondom saat berhubungan intim. Dan sebaiknya tidak melakukan hubungan seks di usia yang masih sangat belia.
  • Melakukan pemeriksaan papsmear rutin khususnya bagi wanita yang sudah aktif secara seksual.
    Bibit sel kanker yang ditemukan lebih dini dapat segera ditangani sehingga kemungkinan untuk sembuh lebih besar. Wanita yang sudah aktif secara seksual sebaiknya melakukan pemeriksaan panggul dan Papsmear setiap 2-3 tahun sekali.
Selain beberapa poin pencegahan yang disebutkan di atas, menghindarkan diri dari faktor resiko kanker vagina seperti tidak merokok, lebih menjaga kebersihan organ intim dan menjalankan pola hidup sehat merupakan salah satu cara terbaik untuk mencegah timbulnya kanker vagina.

Sumber : http://informasitips.com/kanker-vagina-bagaimana-cara-mencegahnya

Kanker Vagina

Kaum wanita sepertinya memang harus ekstra hati-hati dalam menjaga kesehatan organ intimnya. Tak sedikit penyakit berbahaya yang bisa mengancam keselamatan kaum wanita. Salah satu ancaman yang cukup serius bagi organ intim perempuan adalah kanker vagina. Kanker vagina, apa sih kanker vagina?

Kanker vagina merupakan kanker (tumor ganans) yang menyerang organ intim wanita yaitu vagina. Kanker ini tergolong jenis kanker yang langka. Diperkirakan kejadiannya hanya sekitar 1 dari 1000 seluruh kasus kanker yang ada, dan hanya sekitar 2-3% dari kasus kanker yang menyerang system resproduksi wanita. Meskipun demikian, bukan berarti wanita boleh menutup mata terhadap fenomena ini. Wanita tetap harus waspada akan resiko kemungkinan timbulnya jenis kanker yang berbahaya ini. Kanker ini bila dibiarkan dapat menyebar (metastase) ke organ lain seperti paru-paru, hati, panggul, dan lebih berbahaya lagi juga dapat berujung pada kematian.
Seperti kebanyakan tipe kanker lainnya, kanker vagina sering tidak memperlihatkan gejala awal. Sebagian besar kasus kanker vagina ditemukan saat melakukan pemeriksaan papsmear rutin. Melihat kemungkinan kanker vagina yang seringkali baru terdeteksi setelah stadium lanjut, maka saya rasa penting sekali bagi wanita untuk secara rutin melakukan pemeriksaan papsmear dan pemeriksaan panggul. Umumnya papsmear dan pemeriksaan panggul dilakukan setiap 2-3 tahun sekali.
Meskipun gejala awalnya sulit terlihat, namun dalam perkembangannya kanker vagina dapat memperlihatkan gejala umum yang juga perlu diperhatikan.
Gejalanya adalah:
  • Timbulnya pendarahan yang tidak sakit dari vagina. Pendarahan tersebut biasanya terjadi di luar siklus normal haid (keluar darah yang bukan darah haid).
  • Keluarnya darah yang terlalu banyak, pada saat menstruasi, haid yang begitu berat dan mengganggu, serta terjadi perubahan siklus haid menjadi tidak teratur.
  • Pendarahan setelah masa menopause.
  • Pendarahan dan rasa sakit setelah berhubungn intim. Selain itu juga bisa timbul gejala keluarnya cairan berlebih dari vagina setelah berhubungan intim.
  • Keluarnya carian encer dari vagina yang terkadang disertai darah dan bau kurang sedap.
  • Terdapat benjolan seperti kutil pada vagina.
  • Timbul nyeri di sekitar area panggul.
  • Nyeri saat berkemih, terutama karena kanker sudah menyebar ke kandung kemih. Ada darah di urin, dan lebih sering pipis.
  • Konstipasi berkepanjangan dan terkadang timbul rasa sakit di anus.
Bila Anda menemukan gejala-gejala yang mencurigakan seperti di atas, maka sebaiknya Anda harus lebih waspada dan segera memeriksakan diri ke doter. Dokter biasanya akan melakukan serangkaian pemeriksaan seperti pemeriksaan fisik, papsmear, pemeriksaan panggul, biopsi (pengambilan sampel jaringan), dan kolposkopi (pemeriksaan dengan suatu alat kaca pembesar untuk melihat area vagina dan rahim).
Bila memang positif ditemukan kanker vagina, pemeriksaan lainnya juga perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penyebaran kanker vagina tersebut, seperti pemeriksaan endoskopi (pemeriksaan saluran dan liang sempit tubuh dengan teropong endoskop) untuk memeriksa kandung kemih dan rectum (anus), pemeriksaan X ray dada, Ct scan, MRI, Limpangiogram (pemeriksaan sistem getah bening dengan X ray).
Kanker vagina memiliki 2 tipe yaitu tipe kanker vagina primer dan kanker vagina sekunder. Dikatakan kanker vagina primer karena pada tipe ini kanker muncul di dalam vagina. Sementara disebut tipe kanker sekunder bila kanker tersebut muncul di bagian tubuh lain biasanya system reproduksi wanita, seperti leher rahim (serviks) dan ovarium (indung telur), endometrium, atau organ lain sekitar system reproduksi seperti kandung kemih dan usus besar, baru selanjutnya menyebar ke vagina dan menjadi kanker vagina sekunder. Kasus kanker vagina sekunder lebih sering terjadi dibandingkan dengan kasus kanker vagina primer. Khusus dalam artikel ini, saya akan lebih menyinggung soal kanker vagina primer, bila disatukan tentu akan sangat panjang. Informasi tentang kanker vagina sekunder, insyaAllah akan saya berikan dalam artikel tersendiri nantinya.
Kanker vagina primer:
Kanker vagina primer memiliki 3 jenis, yang dibedakan berdasarkan jenis sel dimana kanker tersebut pertama kali muncul.
  • Karsinoma sel squamosa, merupakan jenis kanker yang muncul pada lapisan epitel/lapisan pertama dinding vagina. Kanker sel skuamosa merupakan jenis kanker vagina yang paling umum terjadi (sekitar 85-90 % dari keseluruhan kasus kanker vagina). Kanker sel skuamosa sebagian besar dialami oleh wanita usia 50 – 60 tahun ke atas.
    Jenis kanker sel squamosa tidak begitu cepat penyebarannya dan biasanya menetap di sekitar vagina, bentuknya seperti kutil pada vagina. Namun demikian, tipe kanker ini bisa menyerang paru-paru dan hati.
    Kanker sel skuamosa lebih sering terjadi pada vagina atas (dekat dengan leher rahim/serviks), tidak timbul serta-merta, melainkan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berkembang dari prakanker yang disebut vaginal intraepithelial neoplasia (abbreviated as VAIN) menjadi kanker sel skuamosa.
  • Adenokarsinoma, kanker yang bermula pada sel glandular/kelenjar yang menghasilkan sekret, seperti cairan lendir pada vagina. Jenis kanker vagina adenokarsinoma ini lebih mudah menyebar ke paru-paru dan kelenjar getah bening. Umumnya terjadi pada perempuan muda yang berusia 30 tahun ke bawah (antara 14-30 tahunan).
    Diantara tipe kanker vagina, jenis adenokarsinoma termasuk jarang terjadi, kemungkinannya hanya sekitar 9%.
  • Kanker vagina Melanoma, kanker yang berkembang pada sel melanosit (sel yang menghasilkan pigmen), terjadi pada bagian bawah vagina. Melanoma juga termasuk tipe kanker vagina primer yang jarang terjadi, hanya sekitar 2% dari keseluruhan kasus vagina primer. Sama seperti Karsinoma sel skuamosa, melanoma umumnya terjadi pada wanita di atas usia 50 tahun.
  • Kanker vagina Sarkoma, kanker yang berkembang di sel jaringan ikat atau sel otot halus pada dinding vagina. Sekitar 2-3 % kanker vagina adalah kanker vagina jenis sarkoma. Sarkoma terbentuk di bagian dalam dinding vagina, bukan pada lapisan epithelium vagina.
Sekarang, tentunya Anda sudah mendapat sedikit gambaran tentang kanker vagina ya kan. Bila muncul pertanyaan dalam benak Anda apa sih penyebab kanker vagina, jawabannya penyebab pasti dari kanker vagina masih belum diketahui.
Namun, ada beberapa faktor resiko yang diperkirakan dapat memicu timbulnya kanker vagina, yaitu :
  • Merokok
    Satu lagi efek buruk rokok terungkap. Sudah saatnya Anda yang merokok untuk berani mengambil keputusan berhenti dari kebiasaan yang mengancam keselamatan jiwa ini. Dan bagi Anda yang bukan perokok, jangan pernah tergoda dan terjebak dalam kebiasaan buruk tersebut.
  • Infeksi virus HPV (Human Papilloma Virus)
    HPV merupakan virus yang menular lewat hubungan seksual yang dapat meningkatkan resiko kanker vagina dan kanker leher rahim (serviks) pada wanita. Lagi-lagi virus HPV yang memang berbahaya bagi wanita ya.
  • Usia
    Wanita usia 60 tahun ke atas memiliki resiko yang lebih besar terkena kanker vagina. Wanita yang menopause.
  • Riwayat kesehatan
    Wanita yang memiliki riwayat terkena kanker leher rahim (kanker serviks) atau kanker ovarium juga beresiko tinggi terkena kanker vagina.
  • Pengaruh obat tertentu yaitu DES (dietilstilbestrol) yang diperoleh selama dalam kandungan Ibu.
    DES merupakan produk sintetik dari hormone estrogen dan salah satu obat yang biasa diberikan pada ibu hamil untuk mencegah terjadinya keguguran, kelahiran premature, atau kehamilan dimana janin tak berkembang. Obat ini banyak digunakan oleh wanita hamil sekitar tahun 1950-1960 an. Namun, pada tahun 1971 obat DES ini mulai dilarang digunakan khususnya di Amerika. Perempuan yang terpapar obat DES selama masih dalam rahim (kandungan) ibu, memiliki resiko cukup besar mengalami kanker vagina adenokarsinoma. Selain beresiko memicu timbulnya kanker vagina, DES ternyata diketahui dapat memicu timbulnya kanker serviks, mengganggu organ reproduksi wanita, dan menyebabkan ketidaksuburan (infertilitas).
    Wanita yang berhubungan seks pada usia terlalu muda dan sering berganti-ganti pasangan.
  • Terinfeksi HIV juga dapat meningkatkan resiko timbulnya kanker vagina.
  • Histerektomi (hysterectomy), yaitu operasi pengangkatan rahim. Hampir sebagian kasus kanker vagina terjadi pada wanita yang telah mengalami histerektomi.
  • Iritasi vagina yang cukup berat. Iritasi vagina ini bisa disebabkan karena pemakaian pessari, alat yang dimasukkan ke dalam vagina untuk mencegah terjadinya kehamilan dan untuk menahan rahim agar tidak miring atau terbalik. Pada kondisi tertentu wanita tidak menyadari posisi rahimnya miring atau terbalik (letaknya membelakangi pelvis, padahal dalam kondisi normal seharusnya posisi rahim tegak terhadap rahim). Masalah rahim miring bisa menimbulkan keluhan seperti gangguan kesuburan, sakit di area perut, sering buang air kecil, infeksi saluran kencing, nyeri haid, dan rasa sakit saat berhubungan intim. Rahim miring biasanya ditemukan saat pemeriksaan kandungan. Selain menggunakan pessari, operasi juga bisa dijadikan solusi untuk memperbaiki letak rahim.
Bila seseorang didiagnosa terkena kanker vagina, apakah masih bisa sembuh?
Wanita yang terkena kanker vagina khususnya tipe karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma, masih memiliki kemungkinan untuk sembuh. Harapan untuk sembuh masih cukup tinggi, dengan catatan bila kanker tersebut ditemukan dalam stadium dini dan masih belum menyebar ke organ lain. Diperkirakan sekitar 70-80 % wanita yang menderita kanker vagina stadium dini bisa sembuh dan dapat bertahan hidup selama 5 tahun atau bahkan lebih, setelah terdiagnosa.
Namun, tidak demikian untuk tipe kanker vagina melanoma. Jenis kanker ini agak kecil kemungkinannya untuk sembuh, karena tipe kanker yang satu ini sangat cepat menyebar ke organ lain seperti, area panggul, kandung kemih dan rectum. Diperkirakan hanya sekitar 15-20% wanita yang terinfeksi kanker ini bisa sembuh setelah terdiagnosa.
Sebagaimana tipe kanker lainnya, penanganan kasus kanker vagina secara medis dilakukan dengan cara kombinasi terapi, operasi dan kemoterapi. Penanganan kasus kanker vagina tentunya disesuaikan denga tingkat keparahan dan stadiumnya. Informasi lebih jelas tentang stadium dan bagaimana cara penanganan kanker vagina akan saya berikan dalam artikel lain, yang khusus membahas mengenai masalah tersebut.